Ask Kadin Jabar Local Government Build Port to Suppress Production Cost

Admin 11.39
BANDUNG - Kamar Dagang dan Indsutri (Kadin) Jawa Barat meminta pemerintah daerah untuk segera meningkatkan sarana infrastruktur.
Sebab sarana infrastruktur di Jabar masih terbilang minim sehingga menjadi kendala untuk bersaing dari sisi produktivitas di era masyarakat ekonomi Asean (MEA) ini.
Ketua Umum Kadin Jabar, Agung Suryamal Sutisno, mengatakan, infrastruktur dan transportasi merupakan penunjang utama bagi dunia usaha lantaran sebagai sarana distribusi barang. Menurutnya, harus ada jaminan dan kenyamanan bagi pengusaha untuk menyalurkan hasil industri secara tepat waktu.
"Kalau jadi penghambat itu akan mengakibatkan penambahan cost bagi produksi mereka. Lebih cepat lebih bagus apalagi barang ekspor itu ada waktu yang ditentukan," ujar Agung ketika ditemui di kantor Kadin Jabar, Jalan Sukabumi, Kota Bandung, Senin (18/1/2016).
Belum memadainya sarana infrastruktur, Agung mencontohkan, tidak berkembangnya akses menuju wilayah industri di Jabar. Selain itu, belum ada solusi mengenai penanganan kemacetan lalu lintas dari Jabar sampai ke Pelabuhan Tanjung Priok.
"Hasil industri Jabar untuk eskpor masih terkendala padatnya lalu lintas masuk ke Tanjung Priok. Semua tahu Jakarta macet sehingga harus ada solusi mengenai hal ini," ujar Agung.
Agung mengatakan, pembuatan pelabuhan laut di Jabar merupakan solusi yang ideal untuk mengatasi minimnya sarana infrastruktur. Pelabuhan dinilai sebagai sarana transportasi yang mampu meningkatkan pendistribusian hasil industri ekspor di Jabar.
"Ini harus segera karena 58 persen hasil industri di Jabar untuk diekspor ke Eropa, Asia, Amerika, Jepang, dan Afrika," ujar Agung.
Agung pun menyayangkan batalnya pembangunan pelabuhan di Cilamaya. Padahal, katanya, sudah dilakukan pengkajian, proses perizinan, rekomendasi, dan sebagainya. Selain itu juga lokasi tersebut sangat dekat kawasan indsutri.
"Kalau memang ada kendala, sejumlah wilayah pantura seperti Indramayu juga cocok untuk dibangun pelabukan untuk kapal besar," kata Agung.
Agung mengatakan, persaingan di era MEA merupakan hal yang tak bisa dihindari sehingga perlu strategi yang matang untuk menghadapinya. Menurutnya, MEA merupakan hal yang berkaitan dengan perdagangan dan tenaga kerja. Semua produk akan bebas masuk ke negara Asean.
"Pengusaha di Indonesia ini akan bersaing dengan pengusaha dari Malaysia dan Singapura. Sementara kita harus mengikuti produktivitas mereka jika tak mau kalah bersaing," kata Agung. (cis)
tribunnews.com
Previous
Next Post »
0 Komentar