Asean Economic Community 2015: Audience or player?

Admin 11.36


Beberapa waktu yang lalu Direktorat Jenderal Kerjasama Asean Kementrian Luar Negeri bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melaksanakan kegiatan sosialisasi menuju Masyarakat Ekonomi Asean 2015 bertempat di Gedung Grhadika Bhakti Praja, Kantor Gubernur Jawa Tengah, Semarang.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah yang diwakili oleh Asisten Pemerintahan, Dirjen Kerjasama Asean Kementrian Luar Negeri, Perwakilan Duta Besar Indonesia untuk negara-negara Asean, Bupati/Walikota se-Jawa Tengah, SKPD Provinsi Jawa Tengah, Institusi Penanaman Modal dan Perekonomian Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah, Kadin Jawa Tengah dan pelaku usaha di Jawa Tengah. Dalam forum tersebut dipaparkan peningkatan daya saing industri dan perekonomian oleh Prof. FX. Sugiyanto (pengamat bisnis dari Universitas Diponegoro Semarang), Kadin Indonesia tentang peluang dan tantangan asean economic community, prosedur penggunaan Surat Keterangan Asal (SKA) dalam free trade area oleh Bp Farid Amir dari Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor Perdagangan Luar Negeri Kementrian Perdagangan, potensi kerjasama ekonomi Indonesia-Singapura oleh Bp Arianto Surojo dari perwakilan KBRI Singapura, potensi kerjasama Indonesia-Brunei Darussalam oleh perwakilan KBRI Bandar Seri Begawan, dan peluang kerjasama ekonomi Indonesia-Filipina oleh Bp Vivianto Tampubolon dari atase perdagangan Manila.
Beberapa hal yang disampaikan, dibahas dan didiskusikan dalam forum tersebut adalah :
  • Kegiatan Sosialisasi Menuju Masyarakat Ekonomi Asean 2015 bertujuan untuk memberikan informasi dan pemahaman kepada seluruh stake holder di Provinsi Jawa Tengah berkaitan dengan kesepakatan/perjanjian asean free trade area (AFTA) agar mampu bersaing secara sehat di berbagai bidang, dengan area Asean sebagai pasar tunggal, pembebasan bea tarif masuk antar negara, dengan kerjasama yang saling menguntungkan;
  • Masyarakat Ekonomi Asean 2015 tersebut mulai dirintis oleh para pemimpin negara Asean (yang beranggotakan 10 negara) sejak tahun 2003;
  • Pemberlakuan action dari Masyarakat Ekonomi Asean 2015 bertujuan untuk memenuhi target MDG’s (milenium development goals);
  • Semakin disadari oleh dunia bahwa negara-negara Asean merupakan engine of grow bagi ekonomi dunia;
  • Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean 2015 tersebut bisa menjadi tantangan, peluang dan ancaman, bergantung kesiapan seluruh stake holder suatu negara, sehingga Indonesia harus mampu memanfaatkan momentum tersebut sebagai tantangan dan peluang dengan meningkatkan daya saing, dengan menjadi “pemain” bukan “penonton.”
  • Beberapa hal yang menjadi kendala bagi Indonesia adalah lemahnya daya saing, infrastruktur dan konektivitas antar daerah;
  • Jumlah usaha kecil dan menengah di Jawa Tengah sebanyak 7,8 juta, dengan 3,6 juta merupakan UKM non-pertanian. Jawa Tengah juga banyak memiliki cluster-cluster unggulan sehingga Pemerintah Daerah seyogyanya senantiasa mendorong pertumbuhan dan daya saingnya;
  • Beberapa hambatan Indonesia ekspansi ke negara Asean yang lain adalah kurangnya upaya promosi, sejumlah produk Indonesia identik dengan produk negara lain, kurangnya kompetensi tenaga kerja dan fluktuasi nilai tukar mata uang;
  • Beberapa peluang Indonesia ekspansi ke negara Asean yang lain adalah sumberdaya yang melimpah, kejenuhan terhadap barang impor murah dari China, dan upah tenaga yang masih relatif murah. Peluang tersebut antara lain industri perikanan, makanan dan minuman, otomotif, industri kreatif, industri militer, industri perlengkapan olah raga, sektor konstruksi, sektor ketenagakerjaan, pengolahan hasil laut/perikanan, sektor kesehatan, sektor pertanian dan sektor energi;
  • Beberapa komoditi ekspor Indonesia ke Singapura : minyak dan gas, bahan perhiasan dari logam mulia, suku cadang pesawat terbang, kertas, minyak kelapa sawit mentah, sayur dan buah-buahan segar, produk pertanian (keladi, talas, ubi kayu), produk perkebunan (kopi, kakao, jambu mente), ikan hias, produk makanan olahan, produk alas kaki, produk spa / aromatherapy, produk kosmetik, produk kerajinan, produkfurniture, produk perikanan dan peralatan hotel;
  • Beberapa komoditi ekspor Indonesia ke Filipina : pupuk urea, komponen dan suku cadang kendaraan bermotor, helmet, produk olahan plastik, makanan minuman (kopi, teh, kakao, kecap manis, coklat powder, tepung terigu, meises), kendaraan bermotor (Toyota Innova dan Avanza), batubara, nikel, pasir kwarsa, dan furniture;
  • Beberapa komoditi ekspor Indonesia ke Brunei Darussalam : beras, sayur mayur, buah-buahan, pupuk, traktor, dokter, perawat, produk olahan hasil laut/ikan/air tawar, tenaga kerja dan sektor konstruksi.
 Mau tidak mau, suka atau tidak suka, kita harus segera mempersiapkan diri menyongsong pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean 2015, dengan segala potensi yang dimiliki dan usaha untuk selalu berbenah diri menuju daerah yang beribadat, maju, mandiri, sejahtera, tangguh, berdaya saing dan pro investasi, sehingga sangat terbuka peluang untuk bekerjasama dan bersinergi positif tidak hanya dengan daerah lain atau investor secara nasional, tetapi juga secara regional (Asean) dan internasional.
kendalkab.go.id
First
0 Komentar